Previous Next
  • Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

    Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah gerakan nasional yang tumbuh dari, oleh, dan untuk masyarakat dengan perempuan sebagai motor penggeraknya menuju terwujudnya keluarga bahagia, sejahtera, maju, dan mandiri. ...

  • Visi-Misi PKK

    Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga ( PKK ) yang merupakan gerakan nasional untuk pembangunan keluarga, berazaskan Pancasila dan UUD 1945 dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, melakukan kegiatan yang terus menerus dan berkesinambungan untuk menghimpun, menggerakkan dan membina masyarakat ...

  • 10 Program Pokok PKK

    Program PKK disesuaikan dengan Pedoman Umum Tim Penggerak PKK di dalam melaksanakan 10 Program Pokok PKK, telah melakukan pembenahan-pembenahan kesekretariatan dan pembinaan langsung ke setiap Desa. ...

  • 8 (delapan Fungsi Keluarga

    Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) bahwa fungsi keluarga dibagi menjadi 8 Fungsi keluarga yang dikemukakan oleh BKKBN ini senada dengan fungsi keluarga menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994, yaitu ...

Sabtu, 03 November 2012

Program PHBS dalam rumah tangga adalah upaya pemberdayaan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, serta ikut berperan aktif dalam gerakan – gerakan peningkatan kesehatan masyarakat. Program PHBS dalam rumah tangga ini perlu terus dipromosikan karena rumah tangga merupakan suatu bagian masyarakat terkecil di mana perubahan perilaku dapat membawa dampak besar dalam kehidupan dan tingkat kesehatan anggota keluarga di dalamnya. Rumah tangga sehat juga merupakan suatu aset dan modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.

Program ini dapat membawa manfaat bagi Rumah Tangga yang melaksanakan, seperti :
  1. Peningkatan kesehatan seluruh anggota keluarga dan mencegah penyakit
  2. Membantu anak tumbuh sehat dan cerdas
  3. Meningkatkan produktivitas setiap anggota keluarga dalam kegiatan atau pekerjaan masing-masing.
  4. Menurunkan biaya untuk pengobatan penyakit, sehingga meningkatkan efektivitas penggunaan keuangan rumah tangga, dan dapat dipergunakan untuk pemenuhan gizi keluarga , pendidikan dan modal usaha.
Program ini juga dapat membawa manfaat bagi masyarakat :
  • Masyarakat mampu mengupayakan peningkatan kesehatan lingkungan secara mandiri
  • Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan
  • Masyarakat mau memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia secara optimal dengan berpedoman pada paradigma sehat
  • Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat ( UKBM ) seperti :
  • posyandu , dana sehat , pondok bersalin desa ( polindes), Arisan jamban , kelompok pemakai air dll.
Apa yang harus dilakukan keluarga untuk mewujudkan Rumah Tangga Sehat ? Dari website Pusat Promosi Kesehatan Depkes didapatkan kriteria sebagai berikut
  1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
  2. Memberi ASI ekslusif.
  3. Menimbang balita setiap bulan.
  4. Menggunakan air bersih.
  5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
  6. Menggunakan jamban sehat.
  7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
  8. Makan buah dan sayur setiap hari.
  9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
  10. Tidak merokok di dalam rumah

Terlihat cukup banyak kriteria yang harus dipenuhi, tetapi tentu saja kita dapat berusaha mewujudkannya secara bertahap. Kita harus memulai dari satu langkah kecil untuk menuju pelaksanaan PHBS rumah tangga yang optimal.

Siapa yang diharapkan dapat melakukan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih & Sehat di Rumah Tangga ? Yang secara resmi tentu adalah petugas kesehatan dan sektor-sektor yang terkait. Lalu bagaimana dengan peran masyarakat umum? Tentu juga bisa berkontribusi dengan menyampaikan informasi yang kita dapat kepada siapa pun yang kita pandang perlu. Dan hal inilah yang merupakan tujuan umum, yaitu mari kita juga mendukung dan berperan aktif dalam upaya-upaya peningkatan kesehatan dimulai dari diri dan keluarga sendiri.

Minggu, 23 September 2012

Membumikan Gerakan Cikapundung Bersih merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi mengingat keberadaannya belum pulih, dan bahkan masih menjadi tong sampah raksasa tempat sebagian orang membuang sampah dan limbah. Terlebih sebentar lagi akan mengahdapi musim hujan. Sehingga sampah dan sedimentasi di badan sungai harus segera diangkat agar tidak mengganggu aliran air.

Hal tersebut dikemukakan oleh Wali Kota Bandung Dada Rosada, pada acara Gerakan Cikapundung Bersih 2012, di lapangan Parkir Cikapundung, Sabtu (22/9). Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Abdul Rakhman Baso, Dandim 0618/BS Letkol Ujang Sudrajat, Ketua TP PKK Ny. Nani Dada Rosada, Ketua Dharma Wanita Persatuan Ny. Gita Edi Siswadi dan sejumlah Pejabat Publik Kota Bandung.

Meski volume sampah dan endapan cenderung semakin berkurang, menurut Dada upaya untuk meningkatkan pemahaman kepada masyarakat untuk mengolah dan memilah sampah dengan baik, serta tidak membuang limbah ke badan sungai.

Lebih lanjut dikatakan Wali Kota Bandung, Gerakan Cikapundung bersih merupakan bagian dari lima gerakan penunjang pembangunan lingkungan hidup, yang operasionalisasinya terdiri atas tujuh tahapan, yaitu bhakti sosial, pengerukan sedimentasi, normalisasi sungai, inventarisasi bangunan di bantaran sungai serta perubahan tata letak bangunan yang semula membelakangi menjadi menghadap sungai, penataan sempadan sungan, pembangunan bangunan air dan penghijauan.

Namun perlu disadari bahwa efektivitas gerakan ini, menurut Dada sangat bergantung kepada semangat kebersamaan jajaran pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah Kota Bandung, serta dunia usaha dan masyarakat.

"Alhamdulillah komitmen tersebut telah dideklarasikan pada tanggal 12 Februari 2011 yang substansinya adalah memangkas kegamangan dan ketidakleluasaan pengelolaan Sungai Cikapundung karena berbagai upaya pemeliharaan dan penyelamatannya demi kepentingan masyarakat pula," jelas Dada.

Dalam beberapa tahun ke depan Dada optimis Sungai Cikapundung dan sungai-sungai lainnya tidak hanya berfungsi secara normal, tetapi juga menyajikan pemandangan yang menyejukkan sekaligus tempat manusia beraktivitas, bersosialisasi dan memberi dampak positif terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan lingkungan.

"Untuk itu saya berharap Gerakan Cikapundung bersih tahun ini harus membawa perubahan besar, yakni menguatnya kepeduliaan masyarakat untuk mau dan mampu menjaga sungai ini sebgaimana ia menjaga kehidupannya sendiri," pungkas Dada.

Berdasarkan catatan, untuk tahun 2012 pengangkatan sedimen sebesar 1.880 m3, pembersihan rumput sebesar 18.500 m3 dan pengangkatan sampah sebesar 150 m3 . Dengan jumlah personil yang terlibat untuk kegiatan pembersihan sungai Cikapundung melibatkan + 2.050 orang, yang terdiri dari berbagai unsur sperti TNI, Polri dan karyawan Pemerintah Kota Bandung.

(www.bandung.go.id)

Sabtu, 14 Juli 2012

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung Ny. Nani Dada Rosada meraih penghargaan Satya Lencana Wirakarya bidang Koperasi dari Presiden Republik Indonesia. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Presiden RI Boediono, pada acara peringatan Hari Koperasi Tingkat Nasional, di Lapangan Tumenggung, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (12/7).

Penghargaan tersebut diberikan, karena Ny. Nani dianggap berhasil menumbuhkembangkan gerakan koperasi di Kota Bandung, terutama mengembangkan koperasi PKK serta mendirikan unit koperasi di 151 kelurahan se kota Bandung dalam waktu singkat. Selain itu, Ny. Nani Dada Rosada juga dianggap konsisten berjuang mengembangkan perkoperasian di Kota Bandung.

Usai menerima penghargaan, Ny. Nani Dada Rosada mengucapkan syukur Alhamdullilah atas penghargaan yang diraihnya, tak lupa Ny. Nani juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantunya, terutama para kader PKK.

"Syukur Alhamdulillah, penghargaan ini dapat kita raih, tentu saja penghargaan ini berkat bantuan semua pihak yang telah membantu saya, terutama para kader pkk," ujar Ny. Nani.

Ny. Nani juga berharap dengan penghargaan tersebut, koperasi yang ada dapat lebih berkembang dan sejahtera lagi. "Mudah-mudahan nantinya, kesejahteraan anggota koperasi dapat meningkat lagi," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kepala Dinas Koperasi, KUKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung, Ema Sumarna terkait Ny Nani mendapatkan penghargaan dinilainya tepat. "Beliau dinilai tepat menerima penghargaan ini karena sebelumnya pun sudah menerima penghargaan Bakti Koperasi ditahun 2010 lalu," jelas Ema.

Lebih lanjut dikatakan Ema sampai saat ini koperasi yang tercatat ada sekitar 2.534, tetapi yang aktif sekitar 1.967, dan yang benar-benar produktif sekitar 615 koperasi.

Selain Ny Nani yang mendapatkan penghargaan Satya Lencana Wirakarya Bidang koperasi, Koperasi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Bandung pun mendapatkan penghargaan koperasi berprestasi tingkat Nasional untuk jenis pemasaran. Serta Koperasi pegawai Politeknik Manufaktur Bandung mendapatkan penghargaan sebagai koperasi berprestasi tingkat Nasional untuk jenis koperasi konsumen. Juga Koperasi Karyawan Bulog mendapatkan penghargaan jenis koperasi jasa.

Pada acara itu juga turut diberikan penghargaan Jasa Bakti koperasi selaku Ketua Pembina Budi Istri yang diberikan Kepada Ny Ooh Mardiyah. Penghargaan Bakti koperasi juga diberikan kepada Ketua Koperasi Persatuan Wanita Kota Bandung, Tathie Moertadjab Hadi Pramono.

(www.bandung.go.id)

Jumat, 25 Mei 2012

Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan persoalan yang harus disikapi secara bijak, karena daya dukung alam tidak bisa berjalan paralel dengan pertambahan manusia. Karenanya tidak ada pilihan lain kecuali mengintensifkan program keluarga berencana untuk meminimalkan pertumbuhan penduduk, antara lain merencanakan bangunan keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera.

“Penduduk dunia sudah mencapai 7 milyar namun daya dukung lingkungan, alam dan sumber-sumber makanan sudah semakin mengalami kelangkaan, apalagi di indonesia lahan pertanian secara perlahan tergerus oleh perumahan dan para petani semakin berkurang karena tergiur bidang usaha sektor lain, lambat laun kita menghadapi krisis pangan, dulu kita swasembada pangan sekarang kita harus impor,”

Hal tersebut ditandaskan Sekretaris Daerah Kota Bandung, Edi Siswadi, saat mencanangkan kegiatan bakti TNI KB-Kesehatan Terpadu Kodim 0618/BS Kota Bandung Tahun 2012, di Lapang Pandawa Kelurahan Arjuna, Kamis (24/05). Dihadiri Dandim 0618/BS Kodam III/SLW, Letkol. Inf. Wawan Hermawan, Kapolrestabes Bandung, Kombes. Pol. Abdul Rakhman Baso, pengurus TP PKK Kota Bandung, Badan Pemberdayaan Peremuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bandung, dan jajaran pengurus Persit Kartika Chandra Kirana, Ketua IBI Kota Bandung, para kepala Camat serta Danramil se Kota Bandung.

Lebih lanjut Edi menghimbau untuk lebih mengeliatkan lagi kegiatan KB dengan meningkatkan partisipasi kaum pria, “Ledakan penduduk ini akan menjadi sebuah persoalan dimasa depan oleh karena itu Kita harus upayakan lagi menggeliatkan gerakan kegiatan KB ini, bagaimana usia produktif itu bisa mengatur keluarganya cukup dua anak saja, serta meningkatkan partisipasi dan peran kaum pria karena selama ini yang aktif adalah ibu-ibunya saja, dan ketika pertumbuhan penduduk bisa dikendalikan maka pembangunan SDM akan semakin berkualitas cerdas dan sehat dan yang terpenting kesejahteraan keluarga akan semakin maksimal,” katanya.

Digambarkan peta permasalahan penduduk Kota Bandung oleh Edi, “Dikota Bandung upaya kita menekan laju pertumbuhan penduduk alami sudah semakin berhasil di angka 1,7 namun yang menjadi persoalan adalah laju pertambahan penduduk urban yang tidak terkendali yang menjadi persoalan terutama daya dukung lingkungan, tata ruang, pelayan pendidikan dan kesehatan, karena biasanya kelompok urban ini datang dengan kemampuan skill yang terbatas sehingga tidak terserap di sektor formal,” gambarnya.

Kasdim 0618/BS, Mayor Inf. Tugiman, melaporkan tujuan kegiatan, “Bakti TNI KB Kes.Terpadu ini untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pencapaian pelayanan keluarga berencana yang lebih baik melalui program yang dilaksanakan secara terpadu antara pemerintah dan Kodim 0618/BS dengan memamfaatkan hasil pendataan agar sasaran pelayanan dapat dilakukan secara optimal terutama kepada keluarga prasejahtera,” katanya.

Edi menambahkan, bakti TNI KB-Kes merupakan bukti kecintaan keluarga besar TNI terhadap lingkungannya. Kegiatan ini mampu mendukung terbentuknya kelurahan siaga, pencapaian peserta KB baru, pembinaan kemampuan ekonomi keluarga binaan, bina keluarga balita (BKB), remaja (BKR) dan lansia (BKL). Kontribusinya sangat dirasakan dalam pencapaian Bandung Cerdas, Bandung Sehat dan Bandung Makmur. Kegiatan tersebut bertema melalui kerjasama Badan Pemberdayaan Peremuan dan Keluarga Berencana (BPPKB), Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan Kodim 0618/BS kita tingkatkan kinerja dan partisipasi masyarakat untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan kependudukan dan Keluarga Berencana tahun 2015, ditandai dengan pembagian sembako secara simbolis oleh Sekretaris Daerah Kota Bandung kepada warga sekitar Kelurahan Arjuna sebanyak 550 paket. (www.bandung.go.id)

Selasa, 01 November 2011


Secara alamiah, perempuan berbeda dengan laki-laki baik secara fisik maupun secara psikologi. Secara fisik, perbedaan itu sangat jelas. Perempuan dapat melahirkan, dan secara psikologis, laki-laki biasanya lebih aktif, agresif dan lebih rasional. Oleh karena itu wajar kalau banyak masyarakat yang menganggap perempuan harus hidup di lingkungan keluarganya. Tugas ini adalah tugas yang diberikan alam kepada kaum perempuan karena harus melahirkan dan membesarkan anak-anaknya di lingkungan keluarga supaya rumah tangganya lebih tentram, damai, bahagia, dan sejahtera. Demikian juga pembagian kerja secara seksual sebenarnya sudah dilakukan sejak jaman dahulu. Laki-laki mempunyai tugas mencari nafkah dan bekerja untuk keluarganya, sedangkan perempuan lebih bersifat sebagai pengelola dan pengatur di dalam rumah.

Sejalan dengan perkembangan jaman, tugas perempuan masih tetap tidak dapat dilepaskan dari kehidupan keluarga sebagai pengelola dan pengatur kehidupan keluarga, yang mana peran-peran seperti itu masih merupakan kewajiban bagi kaum perempuan, walaupun tidak dapat dipungkiri tugas-tugas lain juga menuntut pula partisipasi dari kaum perempuan. Kedudukan perempuan dan laki-laki adalah sama, tetapi kenyataannya masih banyak budaya yang beranggapan perempuan berbeda dengan laki-laki. Sehingga diberi peran yang berbeda pula untuk bisa saling melengkapi di antara keduanya, supaya mereka dapat memecahkan permasalahan secara baik dan bijaksana. Oleh karena itu peran perempuan sebagai pengelola dalam kehidupan keluarga merupakan hal yang dianggap wajar meskipun pekerjaan ini tidak dapat dianggap mudah dan perlu diperhatikan sungguh-sungguh.

Salah satu segi yang penting di dalam pengelolaan kehidupan keluarga adalah pengelolaan keuangan. Di mana masalah ini merupakan suatu hal yang sangat berperan di dalam membina keluarga yang bahagia dan sejahtera. Di dalam mengelola keuangan keluarga, banyak faktor yang mempengaruhi anatara lain: keadaan sosial ekonomi, besar keluarga, lingkungan tempat tinggal, tingkat pendidikan, dan gaya hidup. Sehubungan dengan itu maka peranan perempuan dalam hal ini adalah ibu sebagai salah seorang pembina, pengelola, dan penggerak kehidupan keluarga. Dengan demikian tentu akan mempengaruhi pengambilan keputusan dan pemenuhan kebutuhan setiap keluarga. Perempuan sebagai pengelola keluarga yang baik, prinsipnya harus dapat mengendalikan keuangan rumah tangga.

Oleh karena itu, peranan perempuan sebagai pengelola keuangan keluarga sangat besar. Sewajarnyalah kalau perempuan harus memiliki pengetahuan bagaimana membuat perencanaan, melakasanakan dan mengevaluasi pengelolaan keuangan kekuarga dengan baik, agar keluarga lebih sejahtera. Yang dimaksud dengan keluarga sejahtera adalah tercapainya suatu keadaan dimana keamanan, kedamaian, dan ketentraman, serta kebahagiaan tercipta secara kondusif dalam keluarga karena terpenuhinya kebutuhan lahir maupun batin pada setiap anggota nya. Meskipun bahagia itu relatif sifatnya tetapi pada umumnya memiliki ciri-ciri yang dapat digunakan sebagai indikator tercapainya kebahagiaan dalam keluarga, Ciri-ciri tersebut adalah:
  1. Saling mengerti antara suami dan istri, hormat menghormati, dan saling menghargai, sehingga terbinalah suatu kehidupan yang rukun dan damai.
  2. Setia dan saling menyayangi dengan penuh cinta, sehingga dapat tercapai ketentraman dan kedamaian lahir maupun batin yang dapat menjadi dasar utama kekalnya hubungan.
  3. Mampu menghadapi persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan, sehingga dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
  4. Saling membantu dalam memikul tugas kerumahtanggaan, sehingga beban yang disandang menjadi lebih ringan.
  5. Tidak berbuat yang dapat menimbulkan kecurigaan, kegelisahan, dan keretakan.
  6. Dapat memahami kelemahan-kelemahan yang ada pada setiap manusia dan saling memaafkan.
  7. Selalu diadakan musyawarah bila ada sesuatu kesulitan dan jangan segan-segan meminta maaf jika merasa bersalah.
  8. Saling berlapang dada dan terbuka, sehingga tidak ada hal yang menyulitkan dan menyiksa fikiran.
  9. Hormat menghormati keluarga masing-masing, sehingga terus bisa membina keakraban dan menjalin kekerabatan dengan rukun dan damai.
  10. Dapat mengusahakan sumber penghasilan yang layak untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
  11. Mengerti dan melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing.
Dengan demikian peran perempuan dalam keluarga memang sangat strategis, selain menjadi pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga perempuan juga sebagai pembina, pengelola dan pengatur kehidupan keluarga dimana dalam kehidupan keluargan perempuan berkesempatan dan berhubungan mesra dengan suami, anak, serta masyarakat luas. Perempuan merupakan teman hidup, kasih yang hangat bagi suami, ibu yang penuh kasih sayang dan perhatian bagi putra-putrinya.

Perempuan juga berperan untuk memancarkan kehangatan dalam kehidupan keluarganya.atan memainkan peran sebagai mahluk sosial. Syukurlah di zaman kemerdekaan ini emansipasi kaum perempuan sudah bukan lagi menjadi masalah. Dengan kegotongroyongan yang didasari falsafah Pancasila kaum perempuan dan kaum laki-laki mempunyai posisi yang sama tinggi. Dalam kehidupan keluarga serta kehidupan masyarakat modern, kaum perempuan dan laki-laki, suami dan isteri memiliki kedudukan dan peran yang seimbang serta selaras. Yang masih menjadi masalah saat ini adalah bagaimana memberikan kesempatan kepada perempuan agar lebih berperanserta dalam pembangunan nasional.

Perempuan masa kini masih tetap memegang teguh peranan yang telah menjadi bagian dari dirinya itu, ditambah dengan tanggung jawabnya membina generasi muda, bertanggung jawab terhadap negara dan bangsa serta ikut aktif membangun bangsa. Supaya perempuan indonesia dapat lebih berperan dalam keluarga maupun msyarakat dan pembangunan nasional dengan baik, maka kemandirian perempuanlah yang akan dapat menjawab tantangan pembangun tersebut.

Senin, 31 Oktober 2011

Pendidikan adalah hak setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan demikian, semestinya tidak ada alasan untuk mendiskriminasikan ataupun menelantarkan pendidikan kaum perempuan. Ini berarti perempuan bisa belajar bidang apa saja. Memang secara umum sebagaian besar orang tua di Indonesia saat ini sudah mulai menyadari akan pentingnya sekolah bagi putra-putrinya namun ada sebagian yang masih memiliki pandangan yang timpang terhadap pendidikan anak perempuannya. Jika di telusuri ketimpangan pendidikan perempuan di Indonesia ini dikarenakan oleh beberapa hal antara lain: masyarakat masih berpandangan male oriented atau lebih mengutamakan pendidikan anak laki-laki dari pada anak perempuannya. 

Male oriented juga berkaitan dengan budaya yang telah mengakar kuat dengan anggapan bahwa perempuan tidak sepantasnya berpendidikan tinggi karena nantinya hanya akan ke dapur. Persepsi ini tidak diluruskan dan tidak disadari bahwa sesungguhnya peran di dapur pun menuntut ilmu dan pengetahuan. Tanpa tahu nutrisi yang baik yang diperlukan tubuh untuk kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak, mustahil perempuan dapat menyiapkan menu makanan dengan baik dan menarik sesuai dengan kebutuhan gizi keluarga. Budaya bahwa perempuan adalah konco wingking, sehingga tidak perlu menempuh pendidikan yang lebih tinggi, dan faktor kemiskinan atau keterbatasan penghasilan orang tua kadang-kadang juga dapat memarginalkan pendidikan perempuan. Harus diakui faktor biaya pendidikan saat ini yang dirasa masih mahal merupakan kendala utama bagi anak anak kurang mampu untuk terus menempuh pendidikan. 

Selain faktor-faktor di atas, adanya trens bahwa perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi kemudian tidak mengembangkan karirnya dan lebih memilih kembali ke ruang domistik atau memilih menjadi ibu rumah tangga, banyak menimbulkan persepsi bahwa memang tugas perempuan itu mengurus rumah tangga dan ini tidak dianggap sebagai pilihan yang disadari secara penuh. Pada zaman yang modern ini boleh saja perempuan memilih menjadi pengurus rumah tangga (ibu rumah tangga) secara total tetapi hendaknya menjadi ibu rumah tangga yang berwawasan luas, handal dan berdaya. Hal ini dapat dicapai salah satunya dengan pendidikan, pelatihan, terus belajar untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.

Menurut definisi, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian dan kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI No. 20 th 2003). Dari definisi tersebut, ada beberapa kata kunci yang harus dimaknai terlebih dahulu. “Usaha sadar dan terencana” berarti suatu upaya yang dilakukan dengan terencana, sistematis, mempunyai tujuan yang dapat diukur (terukur) dan metodologi yang sesuai dengan peserta didik. Ada persyaratan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang membuat peserta didik menjadi aktif untuk mengembangkan potensi dirinya, berarti proses belajar harus demokratis yang berorientasi pada kebutuhan, minat dan bakat peserta didik. Tujuan pendidikan secara implisit adalah untuk membentuk kepribadian yang kuat, kecerdasan, keterampilan dan akhlak mulia yang berguna untuk dirinya, bangsa dan negara.

Ada perbedaan karakteristik antara pendidikan untuk anak-anak dan pendidikan untuk orang dewasa. Pendidikan untuk anak-anak bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap agar peserta didik mampu untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan untuk anak-anak (khususnya pendidikan TK – SMP) tidak disiapkan untuk memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan dalam jangka pendek. Karena Undang-Undang ketenaga kerjaan/Undang-undang perlindungan anak, tidak mengizinkan mempekerjakan anak-anak dibawah usia 15 tahun. Pendidikan menengah dan tinggi (SMA- PT), terutama jurusan kejuruan (SMK dll) bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja untuk level staf teknis di perusahaan atau perkantoran. Pendidikan dari jenjang SD – PT disebut pendidikan formal, dengan ciri-ciri mempunyai ketentuan waktu tertentu untuk setiap jenjang, mempunyai kurikulum yang diatur pemerintah dan ujian harus diselenggarakan oleh pemerintah atau mengacu kepada ketentuan pemerintah. Sedangkan pendidikan orang dewasa disebut sebagai pendidikan Non formal, dengan ciri-ciri antara lain lama waktu belajar fleksibel sesuai dengan kebutuhan. Yang paling prinsip dari pendidikan untuk orang dewasa adalah hasil pendidikannya harus dapat dirasakan sesegera mungkin, jika perlu tidak harus menunggu proses pendidikan selesai. Contoh : kursus membuat kue, selesai kursus peserta didik diharapkan telah mampu membuat kue seperti yang sudah diajarkan didalam kursus.


PESERTA DIDIK

Didalam UU SISDIKNAS (UU No 20 th 2003), yang dimaksud sebagai peserta didik adalah semua anggota masyarakat yang ikut didalam pendidikan pada jenjang tersebut. Tidak ada perbedaan untuk anak laki-laki dan perempuan didalam mengikuti pendidikan sejak TK – PT. Tetapi mengapa jumlah peserta didik perempuan terutama untuk pendidikan menengah keatas selalu lebih rendah dari pada jumlah peserta didik laki-laki? Didalam hal ini ada peraturan tidak tertulis yang terdapat didalam masyarakat yang membedakan perlakuan untuk pendidikan anak- laki-laki dan perempuan. Ini yang disebut dengan perbedaan gender, yaitu perbedaan laki-laki dan perempuan yang disebabkan oleh pengaruh adat, budaya dan penafsiran agama. Sebagian besar budaya masyarakat di Indonesia, lebih mementingkan pendidikan untuk anak laki-laki dari pada untuk anak perempuan. Pendidikan anak perempuan seakan-akan menjadi prioritas yang kedua atau ketiga dan seterusnya, jika sebuah keluarga mempunyai keterbatasan dana. Bahkan ada pula keluarga yang berkecukupan secara ekonomi, tetap tidak memberikan kesempatan yang sama kepada anak laki-laki dan perempuannya karena berbagai stereotipe dan pelabelan yang ada di masyarakat. Sebagai contoh : banyak keyakinan di masyarakat, bahwa anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi karena akhirnya akan masuk dapur juga menjadi ibu rumah tangga. Sedangkan anak laki-laki harus disekolahkan yang tinggi jika perlu dengan uang pinjaman atau menjual aset yang ada, karena nanti setelah dewasa akan menjadi kepala rumah tangga yang harus mencari nafkah untuk keluarganya. Bahkan sebagian orang tua mengharapkan anak laki-lakinya kelak akan menjadi sumber nafkah yang dapat membantu orang tuanya yang telah lanjut usia dan tidak menghasilkan uang lagi. Pengaruh budaya, adat dan penafsiran agama yang membuat perempuan menjadi tersingkir atau dinomor duakan ini disebut dengan faktor-faktor penyebab perbedaan gender. Akibat dari adanya perbedaan gender tersebut bermacam-macam yang membuat perempuan menjadi miskin, tidak punya akses dan kontrol terhadap sumberdaya, seperti lapangan pekerjaan yang terbatas; ini disebut dengan ketidak adilan gender.

Akibat dari ketidak adilan gender tersebut, ada pembagian lapangan pekerjaan untuk laki-laki dan perempuan, contoh : pekerjaan sebagai sekretaris pada umumnya diminati oleh perempuan dan dianggap aneh jika ada laki-laki yang mendaftar di sekolah sekretaris. Pekerjaan sopir dan kondektur dianggap pekerjaan keras maka dianggap cocok untuk laki-laki dan dianggap aneh jika ada sopir dan kondektur bis perempuan. Pekerjaan top manajerial seperti direktur, direktur utama dan komisaris, pada umumnya dijabat oleh laki-laki karena dianggap berat dan penuh tantangan, perlu banyak menggunakan otak dsb. Sebenarnya secara umum, tidak boleh ada perlakukan berbeda didalam lapangan pekerjaan baik untuk laki-laki maupun perempuan, semua harus didasarkan pada profesionalitas. Tetapi ketidak adilan gender sudah kuat berakar dimasyarakat dan secara tidak sadar tertuang didalam kebijakan negara. Hampir semua jabatan di dalam struktur pemerintah dan departemen, hanya mempunyai kuota sedikit untuk posisi top manajemen yang dijabat perempuan. Didalam pasar kerja bebas, sebenarnya yang diperlukan adalah pendidikan, keterampilan dan keahlian untuk menempatkan posisi seorang pekerja. Secara logika teori, semakin tinggi pendidikan, dan keterampilan seseorang maka semakin mudah untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi (diatas UMR). Dapat dikatakan secara teoretis, pendidikan berbanding lurus dengan kesempatan kerja.

Jumat, 21 Oktober 2011

Gotong Royong merupakan suatu kegiatan sosial yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia dari jaman dahulu kala hingga saat ini. Rasa kebersamaan ini muncul, karena adanya sikap sosial tanpa pamrih dari masing-masing individu untuk meringankan beban yang sedang dipikul. Hanya di Indonesia, kita bisa menemukan sikap gotong royong ini karena di negara lain tidak ada sikap ini dikarenakan saling acuh tak acuh terhadap lingkungan di sekitarnya.

Ini merupakan sikap positif yang harus di lestarikan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kokoh & kuat di segala lini. Tidak hanya dipedesaan bisa kita jumpai sikap gotong royong, melainkan di daerah perkotaan pun bisa kita jumpai dengan mudah. Karena secara culture, budaya tersebut memang sudah di tanamkan sifat ini sejak kecil hingga dewasa.

Karena ini merupakan salah satu cermin yang membuat Indonesia bersatu dari sabang hingga merauke,walaupun berbeda agama, suku & warna kulit tapi kita tetap menjadi kesatuan yang kokoh. Inilah alah satu budaya bangsa yang membuat Indonesia, di puja & puji oleh bangsa lain karena budayanya yang unik & penuh toleransi antar sesama manusia.
Gotong-royong sebagai solidaritas sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, terutama mereka yang membentuk komunitas-komunitas, karena dalam komunitas seperti ini akan terlihat dengan jelas. Gotong-royong terjadi dalam beberapa aktivitas kehidupan, seperti gotong-royong dalam bentuk kerjabakti, dilakukan untuk kepentingan bersama; gotong-royong dalam bentuk tolong menolong pada saat melakukan pesta pernikahan, atau khitanan, beberapa hari sebelum pesta akan dilakukan terjadi sumbangan dari kenalan, tetangga ataupun kerabat datang membantu dalam bentuk bahan makanan, uang, ataupun tenaga,kemudian bantuan ini harus dikembalikan minimal dengan nilai yang sama. Bahkan gotong-royong dapat pula terjadi pada saat adanya musibah ataupun kematian salah seorang warga komunitas, hal ini tidak dapat disebut kepentingan bersama ataupun kepentingan peribadi tetapi rasa kemanusiaan yang muncul di antara warga, karena musibah datangnya tidak diperhitungkan ataupun diketahui, sehingga warga yang mendapat musibah tersebut memerlukan bantuan dari warga lainnya. 
Kerjasama yang dilakukan secara bersama-sama disebut sebagai gotong-royong, akhirnya menjadi strategi dalam pola hidup bersama yang saling meringankan beban masing-masing pekerjaan. Adanya kerjasama semacam ini merupakan suatu bukti adanya keselarasan hidup antar sesama bagi komunitas, terutama yang masih menghormati dan menjalankan nilai-nilai kehidupan, yang biasanya dilakukan oleh komunitas perdesaan atau komunitas tradisional. Tetapi tidak menuntup kemungkinan bahwa komunitas masyarakat yang berada di perkotaan juga dalam beberapa hal tertentu memerlukan semangat gotong-royong.