Selasa, 01 November 2011


Secara alamiah, perempuan berbeda dengan laki-laki baik secara fisik maupun secara psikologi. Secara fisik, perbedaan itu sangat jelas. Perempuan dapat melahirkan, dan secara psikologis, laki-laki biasanya lebih aktif, agresif dan lebih rasional. Oleh karena itu wajar kalau banyak masyarakat yang menganggap perempuan harus hidup di lingkungan keluarganya. Tugas ini adalah tugas yang diberikan alam kepada kaum perempuan karena harus melahirkan dan membesarkan anak-anaknya di lingkungan keluarga supaya rumah tangganya lebih tentram, damai, bahagia, dan sejahtera. Demikian juga pembagian kerja secara seksual sebenarnya sudah dilakukan sejak jaman dahulu. Laki-laki mempunyai tugas mencari nafkah dan bekerja untuk keluarganya, sedangkan perempuan lebih bersifat sebagai pengelola dan pengatur di dalam rumah.

Sejalan dengan perkembangan jaman, tugas perempuan masih tetap tidak dapat dilepaskan dari kehidupan keluarga sebagai pengelola dan pengatur kehidupan keluarga, yang mana peran-peran seperti itu masih merupakan kewajiban bagi kaum perempuan, walaupun tidak dapat dipungkiri tugas-tugas lain juga menuntut pula partisipasi dari kaum perempuan. Kedudukan perempuan dan laki-laki adalah sama, tetapi kenyataannya masih banyak budaya yang beranggapan perempuan berbeda dengan laki-laki. Sehingga diberi peran yang berbeda pula untuk bisa saling melengkapi di antara keduanya, supaya mereka dapat memecahkan permasalahan secara baik dan bijaksana. Oleh karena itu peran perempuan sebagai pengelola dalam kehidupan keluarga merupakan hal yang dianggap wajar meskipun pekerjaan ini tidak dapat dianggap mudah dan perlu diperhatikan sungguh-sungguh.

Salah satu segi yang penting di dalam pengelolaan kehidupan keluarga adalah pengelolaan keuangan. Di mana masalah ini merupakan suatu hal yang sangat berperan di dalam membina keluarga yang bahagia dan sejahtera. Di dalam mengelola keuangan keluarga, banyak faktor yang mempengaruhi anatara lain: keadaan sosial ekonomi, besar keluarga, lingkungan tempat tinggal, tingkat pendidikan, dan gaya hidup. Sehubungan dengan itu maka peranan perempuan dalam hal ini adalah ibu sebagai salah seorang pembina, pengelola, dan penggerak kehidupan keluarga. Dengan demikian tentu akan mempengaruhi pengambilan keputusan dan pemenuhan kebutuhan setiap keluarga. Perempuan sebagai pengelola keluarga yang baik, prinsipnya harus dapat mengendalikan keuangan rumah tangga.

Oleh karena itu, peranan perempuan sebagai pengelola keuangan keluarga sangat besar. Sewajarnyalah kalau perempuan harus memiliki pengetahuan bagaimana membuat perencanaan, melakasanakan dan mengevaluasi pengelolaan keuangan kekuarga dengan baik, agar keluarga lebih sejahtera. Yang dimaksud dengan keluarga sejahtera adalah tercapainya suatu keadaan dimana keamanan, kedamaian, dan ketentraman, serta kebahagiaan tercipta secara kondusif dalam keluarga karena terpenuhinya kebutuhan lahir maupun batin pada setiap anggota nya. Meskipun bahagia itu relatif sifatnya tetapi pada umumnya memiliki ciri-ciri yang dapat digunakan sebagai indikator tercapainya kebahagiaan dalam keluarga, Ciri-ciri tersebut adalah:
  1. Saling mengerti antara suami dan istri, hormat menghormati, dan saling menghargai, sehingga terbinalah suatu kehidupan yang rukun dan damai.
  2. Setia dan saling menyayangi dengan penuh cinta, sehingga dapat tercapai ketentraman dan kedamaian lahir maupun batin yang dapat menjadi dasar utama kekalnya hubungan.
  3. Mampu menghadapi persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan, sehingga dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
  4. Saling membantu dalam memikul tugas kerumahtanggaan, sehingga beban yang disandang menjadi lebih ringan.
  5. Tidak berbuat yang dapat menimbulkan kecurigaan, kegelisahan, dan keretakan.
  6. Dapat memahami kelemahan-kelemahan yang ada pada setiap manusia dan saling memaafkan.
  7. Selalu diadakan musyawarah bila ada sesuatu kesulitan dan jangan segan-segan meminta maaf jika merasa bersalah.
  8. Saling berlapang dada dan terbuka, sehingga tidak ada hal yang menyulitkan dan menyiksa fikiran.
  9. Hormat menghormati keluarga masing-masing, sehingga terus bisa membina keakraban dan menjalin kekerabatan dengan rukun dan damai.
  10. Dapat mengusahakan sumber penghasilan yang layak untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
  11. Mengerti dan melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing.
Dengan demikian peran perempuan dalam keluarga memang sangat strategis, selain menjadi pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga perempuan juga sebagai pembina, pengelola dan pengatur kehidupan keluarga dimana dalam kehidupan keluargan perempuan berkesempatan dan berhubungan mesra dengan suami, anak, serta masyarakat luas. Perempuan merupakan teman hidup, kasih yang hangat bagi suami, ibu yang penuh kasih sayang dan perhatian bagi putra-putrinya.

Perempuan juga berperan untuk memancarkan kehangatan dalam kehidupan keluarganya.atan memainkan peran sebagai mahluk sosial. Syukurlah di zaman kemerdekaan ini emansipasi kaum perempuan sudah bukan lagi menjadi masalah. Dengan kegotongroyongan yang didasari falsafah Pancasila kaum perempuan dan kaum laki-laki mempunyai posisi yang sama tinggi. Dalam kehidupan keluarga serta kehidupan masyarakat modern, kaum perempuan dan laki-laki, suami dan isteri memiliki kedudukan dan peran yang seimbang serta selaras. Yang masih menjadi masalah saat ini adalah bagaimana memberikan kesempatan kepada perempuan agar lebih berperanserta dalam pembangunan nasional.

Perempuan masa kini masih tetap memegang teguh peranan yang telah menjadi bagian dari dirinya itu, ditambah dengan tanggung jawabnya membina generasi muda, bertanggung jawab terhadap negara dan bangsa serta ikut aktif membangun bangsa. Supaya perempuan indonesia dapat lebih berperan dalam keluarga maupun msyarakat dan pembangunan nasional dengan baik, maka kemandirian perempuanlah yang akan dapat menjawab tantangan pembangun tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar